Republic of China's Territorial Claims

Following the Chinese Civil War and its conclusion, the 1949 proclamation of the People's Republic of China (PRC) in Beijing, the nationalist army relocated to Taiwan and set up the Republic of China (ROC) in the 'temporary capital' of Taipei.

Both governments claim to be successors to the Qing Empire and legitimate rulers of the one and only China.

Consequently, the Beijing government considers Taiwan a part of its territory, albeit ruled by a rebel government. Adversely, the Taipei government considers mainland China a part of the Republic, also temporarily under rebel control.

Although most are long since dormant, this stance leaves the island nation with the highest number of unresolved border disputes in the world. Involving 18 other countries and spanning 5,300 km from Tuva to the Spratly Islands, the claimed area would — if it ever came to fruition constitute — a staggering 36,600% increase in Taiwan's territory.

Beijing has since settled most of the border disputes skirting what was once the Qing Empire. Taiwan, however, through its constitution still claims mainland China according to the borders of 1911.

Popular posts from this blog

Pembunuh dari Sampit

Image
Oleh Berthold Damshäuser. Ini cerita tentang sesuatu yang telah terjadi. Termasuk yang dipaparkan oleh tokoh cerita ini. Bulan Mei tahun 2015. Saya check-out dari sebuah hotel di Pecenongan, Jakarta. Mau ke rumah seorang teman di Bendungan Hilir. Saya panggil taksi. Yang datang taksi Blue Bird. Bagasi dimasukkan, dan saya duduk di belakang. Seperti biasa, saya mengamati sopir, sepintas tentu. Apa kiranya manusia itu bisa dipercaya. Sebuah wajah ramah-simpatis dimiliki pria berumur kira-kira 35 tahun membuat saya merasa aman. Tak penting, bahwa wajah kotak berkaca mata itu tidak menerangkan apa pun tentang asal-usul pemiliknya. Dia jelas bukan orang Jawa atau Sunda, juga bukan Batak. Terkesan ada sedikit ketionghoaan, tapi itu juga bukan wajah Tionghoa. Bagaimanapun, yang penting ramah alias mengundang rasa percaya. “Ke Benhil,” suruh saya. “Siap, Tuan,” jawab sopir. “Ke Benhil!” Kepastian dalam suaranya saya tafsirkan sebagai petanda kuat bahwa ia tahu jalan. Dan memang, tak terlalu su
Read more