Pembunuh dari Sampit
Oleh Berthold Damshäuser. Ini cerita tentang sesuatu yang telah terjadi. Termasuk yang dipaparkan oleh tokoh cerita ini. Bulan Mei tahun 2015. Saya check-out dari sebuah hotel di Pecenongan, Jakarta. Mau ke rumah seorang teman di Bendungan Hilir. Saya panggil taksi. Yang datang taksi Blue Bird. Bagasi dimasukkan, dan saya duduk di belakang. Seperti biasa, saya mengamati sopir, sepintas tentu. Apa kiranya manusia itu bisa dipercaya. Sebuah wajah ramah-simpatis dimiliki pria berumur kira-kira 35 tahun membuat saya merasa aman. Tak penting, bahwa wajah kotak berkaca mata itu tidak menerangkan apa pun tentang asal-usul pemiliknya. Dia jelas bukan orang Jawa atau Sunda, juga bukan Batak. Terkesan ada sedikit ketionghoaan, tapi itu juga bukan wajah Tionghoa. Bagaimanapun, yang penting ramah alias mengundang rasa percaya. “Ke Benhil,” suruh saya. “Siap, Tuan,” jawab sopir. “Ke Benhil!” Kepastian dalam suaranya saya tafsirkan sebagai petanda kuat bahwa ia tahu jalan. Dan memang, tak terlalu su